PENDEKATAN DAN
PARADIGMA MANAJEMEN
Makalah
Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Dasar-Dasar Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: Prof. Dr. Fatah Syukur, M.Ag
Disusun oleh :
MUSTAGHFIRIN
1703038022
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2017
I.
PENDAHULUAN
Perkembangan
dunia serta perubahan struktural yang terjadi di berbagai aspek, telah menimbulkan tantangan dan sekaligus peluang
bagi perkembangan dunia bisnis. Satu hal yang merupakan prasyarat untuk dapat
mengatasi tantangan yang ada dan memanfaatkan peluang bisnis yang timbul adalah
dengan meningkatkan daya saing. Daya saing strategi dicapai jika sebuah perusahaan
berhasil merumuskan serta menerapkan suatu strategi yang tepat. Saat ini
berbagai organisasi berusaha untuk meningkatkan daya saingnya dengan membangun
dan bersama-sama mencari sumber daya manusia yang dapat membawa kepada
pembentukan perubahan paradigma tentang pentingnya keberadaan sumber daya
manusia dalam suatu organisasi.
Berbagai
pengaruh perubahan yang terjadi menuntut organisasi untuk membuka diri terhadap
tuntutan perubahan dan berupaya menyusun strategi dan kebijakan yang selaras
dengan perubahan lingkungan bisnis akan bergantung pada kemampuan organisasi
dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungan. Artinya, suatu organisasi mampu menyusun
strategi dan kebijakan yang ampuh untuk mengatasi setiap perubahan yang
terjadi. Keberhasilan penyusunan kebijakan dan strategi organisasi akan
didukung lebih banyak fungsi manajerial yang ada. Salah satu bidang fungsional strategi
yang menjadi perhatian adalah manajamen sumber daya manusia. Manajemen sumber
daya manusia merupakan bidang strategis dari organisasi.
Manajemen
sumber daya manusia harus dipandang sebagai perluasan dari pandangan
tradisional untuk mengelola orang secara efektif dan untuk itu membutuhkan
pengetahuan tentang perilaku manusia dan kemampuan untuk mengelolanya. Oleh
sebab itu wajarlah apabila penyusunan strategi sumber daya manusia harus
relevan terhadap penyusunan strategi bisnis. Tentu saja ini akan membutuhkan
komitmen.
Seputaran
tahun 1960-an hingga saat ini, atmosfer organisasi telah berubah pesat.
Berbagai arus kekuatan telah memicu perubahan-perubahan tersebut. Seiring
dengan meningkatnya efek teknologi dan telekomunikasi yang telah berhasil “mengecilkan”
ukuran dunia, pergerakan keragaman para pekerja (profesional) membawa
nilai-nilai, perspektif dan ekspektasi yang berbeda di antara mereka (para
pekerja). Kesadaran publik semakin lama semakin sensitif dan menuntut
organisasi agar semakin profesional dan bertanggung jawab secara sosial.
Seperti halnya negara-negara dunia ketiga, kita pun telah turut terlibat dalam
persaingan pasar global dan melebarkan arena bagi aktivitas penjualan dan
pelayanan. Organisasi pun akhirnya kini tidak hanya dituntut untuk bertanggung
jawab kepada pemilik dana atau pemegang saham, namun juga dituntut untuk
bertanggung jawab kepada para stakeholders. Pada saat ini, dunia yang
kita alami sudah sangat jauh berbeda dengan dunia yang kita alami sepuluh lima
belas tahun yang lalu. Dunia ilmu juga tidak terlepas dari berbagai pengaruh
ini. Terjadi perubahan era, yang sekarang kita berada era informasi, bukan lagi
era industrialisasi. Era di mana pemikiran linear yang bersifat mekanistik,
yang menghasilkan kemajuan seperti yang kita alami saat ini, sudah mulai
digoncang oleh hasil-hasil perkembangan ilmu yang baru, yang mendorong tumbuhnya
suatu paradigma baru.
II.
RUMUSAN MASALAH
Dari latar
belakang permasalahan yang tersebut diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan
sebagai berikut :
A.
Apa Macam-Macam Pendekatan dalam Manajemen?
B.
Bagaimana Pengertian Paradigma Manajemen ?
III.
PEMBAHASAN
A.
Pendekatan Manajemen
Pemikiran tentang
manajemen telah dipengaruhi oleh banyak disiplin ilmu pengetahuan yang telah
mapan, seperti Ilmu Ekonomi, Teknik, Hukum, Administrasi Negara, Psikologi,
Sosiologi dan lain-lain. Pengaruh dari disiplin-disiplin ilmu tersebut
menyebabkan berbagai pikiran tentang manajemen berbeda, dan antara yang satu
dengan yang lain pun berbeda pula. Peristiwa ini menimbulkan berbagai macam
aliran manajemen, teori manajemen, ajaran manajemen maupun berbagai pendekatan
dalam Ilmu Manajemen. Berbagai buku teks telah membahas adanya bermacam-macam
pendekatan manajemen. Banyak buku
yang membahas tentang manajemen. Masing-masing mencoba mendefinisikan manajemen
sesuai dengan latar belakang dan kepentinganya. Mereka mencoba memnberikan
pengertian dari sudut pandang dan pendekatan yang dipergunakan. Ada beberapa
pendekatan manajemen yang umum diketahui (Fred Luthans, Organizational
Behaviour, 1977 : 53)
1.
Pendekatan Proses
Pendekatan
proses ini dikenal dalam manajemen dengan berbagai sebutan, seperti universal,
fungsional, operasional, tradisional atau pendekatan klasik. Pendekatan proses
mencoba memformulasikan prinsip-prinsip umum manajemen. Lyndall Urwick dalam
bukunya Elements of Administration mendaftar atau mencatat 29
prinsip-prinsip manajemen, tetapi yang paling penting adalah empat prinsip yang
muncul sebagai ciri khusus pendekatan proses klasik, yaitu :
a)
Kesatuan komando
b)
Kesamaan kewenangan dan tanggung jawab
c)
Rentang kendali yang terbatas
d)
Pendelegasian yang rutin
2.
Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan
kuantitatif sering disebut manajamen sains. Pendekatan ini lebih memfokuskan
manajemen dari sudut pandang model matematika dan proses kuantitatif. Tokoh
utama atau pendirinya adalah Fredrick Taylor, yang paling tepat mewakili
pendekatan ini adalah teknik matematika dan operation research.
3.
Pendekatan Sistem
Pendekatan
sistem dalam manajemen dapat dikaitkan dengan organisasi formal dan teknis,
konsep sosio psikologi dan konsep filosofis. Sistem analisis khusus, meliputi
bidang-bidang struktur organisasi, desain pekerjaan, keuangan, komputerisasi,
informasi, mekanisme perencanaan, dan pengawasan. Jabatan sistem analisis
sangat dibutuhkan oleh semua organisasi pada dewasa ini. Dalam analisis modern,
pendekatan sistem terbuka dan tertutup keduanya dilaksanakan, tetapi teori
klasik hanya mengenal pandangan sistem tertutup. Teori klasik tidak mendesain
dan mengaplikasikan (mengimplementasikan) dari sudut pandang sistem terbuka.
Pendekatan sistem tertutup mengkonsentrasikan pada hubungan internal dan
konsistensi yang diwakili oleh prinsip-prinsip seperti kesatuan komando,
rentang kendali, kesamaan kewenangan, dan tanggung jawab. Pendekatan sistem
menolak pengaruh dari lingkungan. Pendektan sistem terbuka akhir-akhir ini
mengakui masukan dari lingkungan, tetapi tidak secara fungsional terkait dengan
konsep manajemen dan teknik yang mengacu kepada pencapaian tujuan.
4.
Pendekatan Kontingensi
Pendekatan
kontingensi melaksanakan kerja sama dengan lingkungan dan mencoba menjembatani
kesenjangan antara teoritisi yang ada dengan praktisi. Hubungan ketidakpastian
secara sederhana dapat dipikirkan sebagai hubungan fungsional “jika-maka” jika
merupakan variabel bebas, dan maka merupakan variabel tidak bebas.
Misalnya, jika nilai-nilai sosial yang berlaku berorientasi kepada non
materialistik kebebasan, dan organisasi memperkejakan pegawai yang profesional dalam
suatu operasi teknologi yang tinggi, maka gaya partisipatif, gaya kepemimpinan
terbuka akan merupakan hal yang efektif dalam pencapaian tujuan. Sebalikny, jika
nilai-nilai sosial yang berlaku berorientasi kepada kebendaan (materi) patuh
kepada kekuasaan, dan organisasi memperkejakan tenaga-tenaga tidak terampil
bekerja untuk tugas-tugas rutin, maka, gaya kepemimpinan yang keras,
otoriter merupakan yang paling efektif
untuk mencapai tujuan. Agar hubungan kontingensi merupakan bagian dari manajmen
kontingensi, dan berlaku sebagai petunjuk yang efektif bagi para praktisi,
manajemen kontingen harus divalidasi secara empiris. Sebagai tambahan meskipun
variabel linngkungan, biasanya bebas dan konsep manajemen serta teknik itu
biasanya terganung, kebalikanya bisa terjadi.
5.
Pendekatan Perilaku
Ilmu perilaku
merupakan salah satu aliran psikologi yang sangat berpengaruh bagi studi
perilaku organisasi. Didefinisikan sebagai ilmu studi perilaku manusia, ilmu
perilaku bergerak ke arah suatu yang bersifat interdisiplin berbagai dalam
bidang ilmu. Ilmu perilaku bergantung kepada metode keilmuan dalam mengumpulkan
data untuk membentuk menjadi suatu ilmu pengetahuan. Berbagai metode dipakai,
seperti metode eksperimen, kasus, desain survey, dan kuesioner. Berbagai disiplin akademik
membentuk ilmu perilaku, seperti antropologi, sosiologi, dan psikologi, merupakan disiplin ilmu yang
sangat berpengaruh pada terbentuknya ilmu perilaku
Pendekatan
perilaku ini sangat berpengaruh dalam proses manajemen, khususnya dalam upaya
peningkatan produktivitas suatu organisasi. Ilmu psikologi sosial sangat
berperan dalam upaya memahami perilaku individu dalam kaitanya dengan
lingkungan. Bagian yang sangat penting dari ilmu pengetahuan sosiologi adalah
studi tentang perilaku individu dalam kelompok, dan hubungan antar individu
dengan individu.[1]
Menuurut Malayu
S.P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Manajemen (Dasar, Pengertian, dan
Masalah) dijelaskan ada berbagai pendekatan (approach) yang dapat
dilakukan dalam mempelajari ilmu manajemen, yaitu:
1.
Pendekatan Berdasarkan Kebiasaan (Empirical Case Approach)
Menurut
pendekatan ini manajemen dipelajari dari sudut “sejarahnya, asal-usulnya
berdasarkan pengalaman-pengalaman yang nyata di masa yang lalu”. Beberapa kasus
yang pernah terjadi dianalisis untuk diterapkan di masa kini maupun di masa
depan. Berdasarkan hasil analisis itu lalu ditarik kesimpulan dan dijadikan
pedoman berpikir dalam menerapkan manajemen.
2.
Pendekatan Berdasarkan Kelakuan Antar Individu (Interpersonal
Behavior Approuch)
Pada pendekatan
ini manajemen ini dipelajari berdasarkan “hubungan antar manusia” yakni tingkah
laku hubungan manajer dengan bawahan dan tingkah laku hubungan bawahan dan
bawahan sebagai manusia. Jelasnya pendekatan ini dipelajari dari sudut ”tingkah
laku hubungan antar karyawan perusahaan”. Manajer harus menyadari bahwa manajemen
tidaklah dilakukan sendiri, justru manajer harus menyebabkan bawahan
melakukanya, berdedikasi dan berpartisipasi tinggi pada tugas-tugasnya. Jadi,
topik-topik yang dipersoalkan dalam pendekatan ini adalah “human relations, motivasi,
kepemimpinan, perilaku manusia, psikologi, dan komunikasi. G.R Terry menyebut interpersonal
behavior approach sama dengan “mazhab behavior school” atau
mazhab kelakuan.
3.
Pendekatan Berdasarkan Kelakuan Kelompok (Group Behavior
Approach)
Dalam
pendekatan ini manajemen dipelajari dari “psikologi sosial suatu studi pola
budaya mengenai susunan tingkah laku kelompok manusia” (organizational
behavior) yang diartikan sebagai sistem, pola hubungan antar manusia
diantara kelompok. Jadi, sosiologi dasar yang menyangkut analisis tingkah laku
sosial dan kelompok di dalam sistem sosial mempunyai nilai yang sangat berguna
bagi studi manajemen.
4.
Pendekatan Sistem Kerja Sama Sosial (Cooperative Social System
Approach)
Menurut
pendekatan ini manajemen dipelajari dari teori sistem atau merupakan bagian
dari teori sistem, karena semua manajer bekerja dalam suatu sistem sosial.
Manajer memimpin suatu organisasi berdasarkan kerjasama manusia. Kerjasama ini
timbul adalah sebagai akibat adanya keterbatasan physic, biology, psychology,
dan sociology.
5.
Pendekatan Sistem Sosio Teknik (Socio Technological System
Approach)
Pendekatan ini merupakan salah satu aspek dari teori sistem.
Menurut Kontz pendekatan ini merupakan aliran baru dalam manajemen yang
dikemukakan oleh E.L. Trist, sebagai hasil penelitianya pada pertambangan batu
bara di Inggris tahun 1951. Pendekatan ini memandang suatu organisasi sebagai
dua sistem yaitu : social system dan technical system yang
kedua-duanya perlu ada interaksi yang harmonis. Jadi, organisasi dan manajemen
yang efektif tidak hanya tergantung pada interaksi yang baik dari orang-orang,
tetapi juga pada lingkungan teknis di tempat mereka bekerja, cara kerja,
alat-alat yang dipergunakan, ruangan, dan keadaan cahaya tempat mereka bekerja.
6.
Pendekatan Teori Keputusan (Decision Theory Approach)
Pendekatan
manajemen berdasarkan teori keputusan merupakan pemilihan secara rasional (rational
choice) yang dititik beratkan pada keputusan rasional, logis, dan ilmiah. Rational
Decision adalah pemilihan diantara beberapa alternatif yang merupakan suatu
cara tindakan yang berdasarkan keputusan yang diambil secara rasional.
Keputusan yang diambil harus menetapkan “apa yang harus dilakukan, bagaimana,
dan bilamana harus melakukanya”.
7.
Pendekatan Pusat Komunikasi (Communication Center Approach)
Pendekatan ini
menekankan pentingnya peranan komunikasi bagi manajer. Misalnya, pemberian
perintah (intruksi) dan penerimaan laporan yang kedua-duanya mempunyai peranan
penting bagi manajer yang efektif.
8.
Pendekatan Matematis (Mathematical Approach)
Pendekatan ini
melihat manajemen sebagai suatu “sistem proses dalam model-model matematik”.
Pendekatan matematis ini dikenal sebagai operation research/operation
analyst yang mendasarkan pembahasan pada pendekatan matematis dan telah
menamakan dirinya sebagai management scientist.
9.
Pendekatan situasional (Contingency Approach)
Menurut
pendekatan ini, mempelajari manajemen berdasarkan pada sifat situasional
(sikon) internal dan eksternal organisasi pada saat tersebut. Masalah-masalah
yang dihadapi diselesaikan dan diatasi secara situasional (sikon), sehingga
pemecahan masalah yang berbeda-beda dilakukan dengan cara berbeda-beda pula.
10.
Pendekatan Sumber Daya Manusia (Human Resources/Supportive
Approach)
Menurut pendekatan ini manajemen dipelajari dengan sumber daya
manusia sebagai dasar kajian atau tinjauan. Pendekatan sumber daya manusia
dipelajari (diteliti) mengenai masalah-masalah individu, kelompok kerja,
lingkungan kerja, dan motivasi-motivasi apa yang dapat meningkatkan
produktivitas kerja dari sumber daya manusia itu.
11.
Pendekatan Kombinasi (Operation Approach)
Menurut
pendekatan ini manajemen dipelajari berdasarkan kombinasi dari semua pendekatan
diatas (1-10). Pendekatan ini berpendapat bahwa suatu pemusatan pengetahuan
yang berhubungan dengan mpemimpin hanya ada didalam manajemen, meliputi
pengetahuan-pengetahuan teori sistem, ilmu jiwa, sosiologi,
teori-teorpengambilan keputusan, teori komunikasi, dan teori matematis.[2]
Dari berbagai
pendekatan ilmu manajemen diatas tidak ada yang mutlak harus dipakai, tetapi
sebaiknya jika akan memilih suatu pendekatan, kita harus mengetahui lebih
dahulu situasinya, sehingga kita cenderung menggunakan sistem pendekatan yang
bersifat situasional atau a contingency approach.
B.
Paradigma Manajemen
Menurut Prof. Dr. Arifin Abdurahcman
manajemen adalah kegiatan-kegiatan untuk mencapai sasaran-sasaran dan tujuan
pokok yang telah ditentukan dengan menggunakan orang-orang pelaksana. Jadi
dalam hal ini kegiatan dalam manajemen terutama adalah mengelola orang-orangnya
sebagai pelaksana[3].
Adapun pendapat dari Terry mengenai pendapat manajemen adalah suatu proses
tertentu yang teridri atas perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasana yang di lakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan-tujuan yang
telah di tetapkan dengan menggunakan manusia/orang-ornag dan sumber daya lainnya[4]. Arti paradigma adalah
daftar contoh perubahan[5]. Jadi paradigama adalah
cara pandang seseorang yang dapat mempengaruhi dirinya maupun lingkungan
didalam berfikir dan bersikap. Adapun Paradigma manajemen dapat di artikan
sebagai pandangan seseorang didalam melakukan pembaharuan atau perubahan
pendidikan ke arah yang lebih baik lagi dengan system-sistem yang lebih baik
lagi demi mengahsilkan lulusan (Output) yang terbaik.
Paradigma Lama dan Baru
Marilyn Ferguson (1993), dalam The Newv Paradigm: Emerging
Strategic for Leadership and Organizational Change memberikan overview yang
detail atas perbedaan yang terjadi antara paradigma lama dan baru
seperti yang terlihat pada Tabel 1.
Tabel
1. Perbedaan Paradigma Lama dan Baru Menurut Marilyn Ferguson
Lama
|
Baru
|
Promote
consumption at all cost
|
Appropriate
consumption
|
People
to fit jobs
|
obs
to fit people
|
Imposed
goal, top-down decision making
|
Autonomy
encouraged, worker participation
|
Fragmentation
in work and roles
|
Identity
transcends job description
|
Clock
model of company
|
Recognition
of uncertainty
|
Aggression,
competition
|
Cooperation
|
Work
and play separate
|
Blurring
of work and play
|
Manipulation
and dominance
|
Cooperation
with nature
|
Struggle
for stability
|
Sense
of change, of becoming
|
Quantitative
|
Qualitative
as well as quantitative
|
Strictly
economy motives
|
Spiritual
values transcend material gain
|
Polarized
|
Transcend
polarities
|
Short-sighted
|
Ecologically
sensitive
|
Rational
|
Rational
and intuitive
|
Emphasis
on short-term solution
|
Recognition
that long-range efficiency must take in to
account
harmonious work environment
|
Berdasarkan pada perubahan paradigma tersebut, seharusnya peran
pengelola sumber daya manusia berubah sebagaimana tuntutan zaman. Kondisi
perubahan tersebut dapat digambarkan dalam sebuah contoh perlombaan perahu kayu
dan perahu karet. Dalam lomba perahu kayu, masingmasing tim berlomba-lomba
untuk mencapai tujuan yaitu mencapai finish tercepat. Kita pahami posisi
masing-masing perahu dan cara kerja untuk menjalankan perahu tersebut. Pada
tiap-tiap perahu, posisi anak buah berada di pinggir lambung perahu dan
letaknya tertata rapi pada sisi kanan dan kiri, mereka diatur sedemikian rapi
agar perahu dapat melaju dengan kencang. Demikian pula kita pahami posisi
pemimpin, letaknya di depan anak buah/pegawai tetapi menghadap ke belakang
dengan posisi ketinggian lebih dari posisi anak buah agar semua anak buah bisa
melihat pimpinannya ketika memberi perintah dengan menggunakan genderang.
Menilik kondisi di atas, tentunya harus ada perubahan mendasar
dalam memandang manusia yang ada di dalam organisasi. Terlebih dalam upaya peningkatan
kualitas sumber daya manusia yang benar-benar menghasilkan generasi yang
memiliki nilai profesionalitas yang tidak dapat diragukan. Bukan malah
sebaliknya, yang menganggap nilai profesionalitas itu hanya untuk dijadikan
sarana bagi suatu interes tertentu dari pihak ketiga. Bila memahami pandangan
Parminedes dan Heraklitus serta dengan mendasarkan diri pada pandangan keilmuan
dalam rumpun humaniora (ilmu psikologi adalah bagian di dalamnya) bahwa manusia
harus menguasai alam, mendorong tumbuhnya ilmu-ilmu kealaman yang berusaha
untuk “mengeksploitasi” alam demi pengembangan ilmu. Pandangan ini lebih mengedepankan
ontologi ilmu adalah alam itu sendiri beserta seluruh isinya, dan manusia
adalah bagian dari alam yang bertugas memberdayakan alam untuk pengembangan
ilmu. Makna dari pengertian tersebut adalah menempatkan
manusia sebagai
individu yang ”memiliki” alam bukan sebagai
individu yang ”dimiliki” alam.[6]
IV.
KESIMPULAN
Ada beberapa
pendekatan manajemen yang umum diketahui (Fred Luthans, Organizational
Behaviour, 1977 : 53): pendektan proses, pendekatan kuantitatif, pendekatan
sistem, pendekatan kontingensi, pendekatan perilaku. Sedangkan Menuurut Malayu
S.P. Hasibuan dalam bukunya yang berjudul Manajemen (Dasar, Pengertian, dan
Masalah) dijelaskan ada berbagai pendekatan (approach) yang dapat
dilakukan dalam mempelajari ilmu manajemen, yaitu: pendekatan berdasarkan
kebiasaan, pendekatan berdasarkan kelakuan antar indiividu, pendekatan
berdasarkan kelakuan kelompok, pendekatan sistem kerja sama sosial, pendekatan
sistem sosio teknik, pendekatan teori
keputusan, pendekatan pusat komunikasi, pendekatan matematis, pendekatan
situasional, pendekatan sumber daya manusia, dan pendekatan kombinasi
Paradigma manajemen
dapat di artikan sebagai pandangan seseorang didalam melakukan pembaharuan atau
perubahan pendidikan ke arah yang lebih baik lagi dengan system-sistem yang
lebih baik lagi demi mengahsilkan lulusan (Output) yang terbaik.
V.
PENUTUP
Demikianlah makalah tentang pendekatan
dan paradigma manajemen, penulis sadar masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini. Untuk
itu, kami mohon kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan makalah
selanjutnya.